Oleh Aris Munandar, Muhammad Iqbal
17 June 2023
Menghindari Degradasi Lahan dan Kekeringan dengan Menanam Pohon

Deforestasi dan kebakaran hutan adalah kombinasi sempurna untuk terciptanya bencana degradasi lahan dan kekeringan. Hilangnya vegetasi yang disebabkan oleh deforestasi dan kebakaran hutan membuat tanah menjadi lebih rentan terhadap erosi, mengakibatkan penurunan kesuburan dan kualitas tanah secara keseluruhan.

 

Siklus hidrologi juga terganggu. Air tidak bisa disimpan dengan baik di dalam tanah, mengakibatkan menurunnya ketersediaan air tanah dan meningkatkan risiko kekeringan.

 

Lalu bencana apa yang bisa menimpa kita? Kekurangan air akibat kekeringan yang menjadi masalah serius ketika musim kemarau menjadi penghambat pertumbuhan tanaman, mengurangi hasil panen, dan mengancam ketahanan pangan. Petani yang bergantung pada irigasi atau sumber air tanah yang terdegradasi akan menghadapi kesulitan dalam mempertahankan produksi pertanian yang optimal, sehingga berpotensi meningkatkan ketidakstabilan pangan, kelaparan, dan kemiskinan.

 

Kekurangan air bersih akibat penurunan kualitas dan kuantitas air yang disebabkan oleh degradasi lahan dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit, terutama penyakit air-borne dan water-borne. Kekeringan juga dapat menyebabkan krisis air, di mana akses terhadap air minum yang aman dan sanitasi yang memadai menjadi terbatas. Hal ini meningkatkan risiko terjadinya penyakit pernapasan, diare, dan masalah kesehatan lainnya, terutama di komunitas yang kurang mampu dan tidak memiliki infrastruktur sanitasi yang memadai.

 

Dalam skala yang lebih luas, degradasi lahan dan kekeringan juga berdampak pada migrasi paksa dan konflik. Ketika sumber daya alam yang penting seperti air dan lahan menjadi langka, persaingan untuk mendapatkannya meningkat. Hal ini dapat menyebabkan perpindahan penduduk dari daerah yang terdegradasi ke daerah lain, meningkatkan tekanan sosial dan ekonomi di daerah yang sudah padat penduduk. Selain itu, persaingan yang ketat atas sumber daya alam yang terbatas juga dapat memicu konflik antara komunitas yang berbeda.

 

Dengan demikian, degradasi lahan dan kekeringan tidak hanya mempengaruhi aspek lingkungan, tetapi juga memiliki konsekuensi serius bagi kesejahteraan manusia, termasuk dalam hal ketahanan pangan, kesehatan, dan stabilitas sosial. Upaya yang berkelanjutan dan terintegrasi dalam mengantisipasi dan menanggulangi degradasi lahan dan kekeringan sangat penting untuk melindungi dan meningkatkan kualitas hidup manusia serta melindungi kelestarian hutan, dan Yayasan Alam Sehat Lestari (ASRI) terlibat mengambil peran dalam mengupayakannya.

 

Sebagai pengimplementasi ide Planetary Health, Yayasan Alam Sehat Lestari saat awal berdirinya, menaruh perhatian besar pada masalah ini. Karenanya, ada program reboisasi yang dinilai sebagai solusi terbaik untuk menghindari hal-hal buruk terjadi akibat degradasi tanah dan kekeringan.

 

Aktivitas reboisasi memiliki banyak dampak positif bagi konservasi air dan lahan dalam mencegah degradasi lahan serta kekeringan. Kondisi lahan dengan tutupan hutan memiliki daur nutrisi dan materi yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi tanah kosong yang terbuka. Daun-daun kering dari kanopi hutan akan jatuh ke tanah menjadi sumber nutrisi baru bagi lahan untuk produktivitas dan pertumbuhan tanaman di dalam lahan tersebut. Selain itu, kehadiran hutan berperan dalam menjaga keutuhan lahan serta mencegah erosi melalui proses intersepsi air hujan, sehingga air hujan yang turun di lahan tersebut tidak secara langsung mengikis tanah.

 

Sejak 2009, ASRI memulai program reboisasi ini, dan setelah 13 tahun berjalan, lebih dari 355 hektar hutan telah ditanami dengan lebih dari 500 ribu bibit. ASRI menerapkan dua model reboisasi, yaitu Garden to Forest dan penanaman intensif dengan masing-masing persentase 61% dan 39%. Kerjasama dengan unsur pemerintah semakin memperkuat semangat untuk melestarikan hutan dan harapannya hutan yang direboisasi semakin luas.

 

Sederhananya, model reboisasi yang dilakukan oleh ASRI ialah dengan membantu serta memastikan proses regenerasi alami hutan terjadi secara lancar dan cepat, dengan melakukan proteksi serta penanaman dengan pencampuran jenis-jenis tanaman asli sehingga lahan yang semula terbuka dapat segera ditutupi oleh pohon.

 

Infografis: Apriliandi

 

Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan yang tidak ingin merasakan dampak hilangnya vegetasi hutan bagi kelangsungan hidup mereka juga membantu proses reboisasi ini dengan menjadi tenaga penanaman. Tak hanya menghindarkan mereka dari bencana-bencana ekologis, mereka juga mendapat pemasukan tambahan dari kegiatan reboisasi ini.

 

Tak hanya kegiatan menanam, sumber bibit pohon untuk reboisasi juga didapatkan ASRI dari masyarakat sebagai pembayaran non tunai berobat di Klinik ASRI. Karenanya, kegiatan reboisasi ini akan tetap berkelanjutan karena adanya sumber bibit, hutan yang perlu direboisasi, dan tenaga yang siap membantu proses reboisasi ini. Karenanya, kami optimis degradasi lahan dan kekeringan bisa dihindari, dan malah banyak dampak baik dari kelestarian hutan yang akan datang jika upaya yang kami lakukan didukung pula oleh kesadaran setiap orang untuk menjaga hutan.

 

Bersama ASRI, kamu juga bisa terlibat langsung dalam upaya mengantisipasi dan menanggulangi degradasi lahan dan kekeringan. Klik tombol di bawah untuk mengetahuinya lebih lanjut bagaimana kamu bisa sumbang kontribusi.

 

ADOPSI BIBIT