
Dari pondok, pemandangan hijau Bukit Koman melengkapi sajian minuman kopi yang disuguhkan Pak Imran usai kami mengelilingi sawah garapannya. Sawah miliknya tepat berada di kaki Bukit Koman yang merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Gunung Palung.
Mendatangi sawah milik Pak Imran ini adalah bagian dari rangkaian kunjungan rutin Koordinator Pertanian Berkelanjutan Yayasan Alam Sehat Lestari (ASRI), Muhammad Yusuf di Desa Sempurna, Kecamatan Sungai Laur, Kabupaten Ketapang. Sebelumnya, di desa yang sama, perbincangan panjang bersama Pak Imran mengenai kemajuan dan kendala di sawah, hingga agenda kelompok tani ke depan. “Kami punya cita-cita untuk menjadikan desa ini sebagai lumbung padi,” kata Pak Imran (56 tahun) sembari menatap sawah garapannya.
Sebagian dari desa tempat ia tinggal berdampingan dengan kawasan pelestarian alam. Untuk membuka perkebunan yang membutuhkan lahan yang luas seperti sawit, akan terbentur dengan kawasan. Memanfaatkan lahan yang sudah ada adalah pilihan terbaik dan sawah adalah pilihan utama. Tinggal bagaimana secara bertahap meningkatkan produktivitas sawahnya, sembari tetap menjaga kualitas tanah agar pertanian ini tetap berkesinambungan.
Pak Imran pertama kali bersentuhan dengan pertanian berkelanjutan sejak 2012, sejak Yayasan Alam Sehat Lestari (ASRI) menjalankan program di desanya. Sejak itu, dia rajin ikut berbagai pelatihan yang dilakukan ASRI di sana. Seperti pelatihan pembuatan dan penggunaan pupuk organik, pembuatan zat pengatur pertumbuhan tanaman, serta cara-cara pertanian yang lebih ramah lingkungan.
Pelan-pelan Pak Imran pun mempraktikkan apa yang dipelajari dari pelatihan ke sawah garapannya. Ia mengaku puas dengan hasil dari praktik-praktik yang dilakukan di sawahnya. Terlebih lagi, apa yang dipraktikkannya membuat ongkos pertaniannya jadi lebih kecil dan tanah tetap terjaga kesuburannya.
“Hasilnya bagus, biayanya juga murah. Jauh lebih murah dibandingkan dengan membeli di toko pertanian. Yang paling terasa itu ada di kesuburan tanah. Bisa dikatakan kesuburan tanah itu tetap stabil kalau menggunakan pupuk-pupuk organik,” ujarnya. Sejak tiga tahun lalu, ia secara penuh mempraktikkan skema pertanian berkelanjutan.
Memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga adalah tujuan sebelumnya dari kegiatan pertanian Pak Imran dan sebagian besar petani di Desa Sempurna. Bahkan seringkali hasil panen tidak mencukupi sampai musim panen selanjutnya. Namun sejak mempraktikkan apa yang dipelajarinya di pelatihan-pelatihan yang dilakukan ASRI dalam program pertanian berkelanjutan, hasilnya pertaniannya meningkat, hingga bisa dijual. “Saya punya sawah setengah hektar. Dulu hasilnya 30-35 karung (gabah). Panen terakhir saya dapat 42 karung, berasnya kira-kira 1,2 ton,” katanya.
Menurunkan ongkos pertanian dan meningkatnya hasil panen adalah 2 dampak langsung yang tampak dari penerapan pertanian berkelanjutan ini. Dampak lainnya adalah dilakukannya lagi jenjurukan dan adanya wadah berbagi informasi serta berkomunikasi mengenai pertanian sebagai dampak dibentuknya kelompok tani. Pak Imran adalah ketua dari salah satu kelompok tani di desanya, yang dinamai Batu Bantur Bersatu.
Jenjurukan adalah “keroyokan” menggarap sawah yang dilakukan secara bergantian. Dilakukan hampir di setiap tahap, tapi lebih intensif saat musim panen, mengikuti urutan petani yang sawahnya panen lebih dahulu. Gotong royong seperti ini sempat memudar seiring semakin jarangnya orang melakukan aktivitas pertanian. Namun dilakukan kembali seiring dengan meningkatnya semangat bertani dari warga di Desa Sempurna.
Meningkatnya semangat ini juga karena adanya wadah berbagi informasi terkait pertanian. Kelompok-kelompok tani ini menjadi wadah untuk mencari solusi dari masalah pertanian. Seperti hama penyakit, untuk orang yang pernah mengalami masalah itu akan bercerita cara mengatasinya. Juga terkait pemilihan bibit padi, penentuan waktu penanaman, hingga pemasaran hasil panen juga didiskusikan di dalam kelompok. Serta bantuan pertanian dan pelatihan peningkatan kapasitas petani selalu melalui kelompok-kelompok tani ini.
“Sekarang semangat untuk bertani pun menular ke warga lainnya yang belum bertani. Tanggapan teman-teman senang ada cita-cita bersama untuk sejahtera dengan pertanian. Karena memang inilah potensi yang bisa dimanfaatkan di sini,” ujarnya. Apa yang terjadi beberapa tahun belakangan itulah yang membuat Pak Imran optimis desanya menjadi lumbung padi. Melalui Pak Imran, semangat untuk sejahtera melalui pertanian sebari tetap harmonis dengan alam disekitarnya adalah 2 tujuan yang harus berjalan beriringan.