Oleh Aris Munandar
16 May 2023
Saat Remaja Menjadi Bagian Dari Solusi Permasalahan Lingkungan

Remaja adalah kelompok usia 10-19 tahun (WHO) dan di Indonesia menurut data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) per Desember 2021 berjumlah 45,6 juta jiwa atau hampir 17 persen dari seluruh penduduk Indonesia. Selain angka-angka tersebut, menariknya remaja ada pada karakter yang dimilikinya. John W. Santrock, ahli psikologi perkembangan mengatakan bahwa remaja memiliki kesadaran diri yang tinggi dan selalu punya ketertarikan mencoba hal baru. Sebaran kelompok usia ini dan karakter bawaan yang dimilikinya dapat menjadikannya pemain penting dalam isu-isu kelestarian lingkungan. 

 

Lalu bagaimana menjadikan remaja sebagai harapan akan kelestarian alam dan lingkungan di masa depan? Jawabannya ada pada penanaman karakter peduli lingkungan yang berdampak pada kesadaran mereka akan problem-problem yang ada di sekitar mereka serta dampak yang akan timbul karenanya. Lalu upaya mencari solusi melalui praktek gaya hidup sehari-hari yang lebih ramah lingkungan untuk mencegah terjadinya kemungkinan-kemungkinan buruk sebagai dampak dari permasalahan lingkungan tersebut.

 

Remaja dengan kesadarannya yang tinggi dan ketertarikannya mencoba hal baru adalah modal penting dalam penanaman karakter peduli lingkungan. Hanya saja perlu dicari jalur yang tepat untuk menanamkan karakter tersebut pada remaja. 

 

 

Salah satu faktor yang punya pengaruh signifikan dalam pembentukan karakter remaja ini dapat muncul dari interaksi dan hubungan yang dibangun dengan teman-teman sebayanya. Interaksi dan hubungan ini dapat membentuk nilai-nilai, perilaku, dan pandangan hidup mereka. Karenanya, teman sebaya adalah salah satu faktor utama dalam membentuk karakter peduli lingkungan. Dilihat dari uraian latar belakang inilah, ASRI berkeinginan untuk membentuk remaja yang dapat agen-agen penyampai pesan pelestarian lingkungan kepada teman sebayanya. 

 

Untuk membentuk, sekaligus membekali remaja-remaja untuk menjadi agen-agen penyampai pesan pelestarian lingkungan, ASRI melalui program edukasi mengundang perwakilan pelajar dari SMP dan SMA se-Kabupaten Kayong Utara untuk ikut pelatihan edukasi teman sebaya. Total sebanyak 46 pelajar dari 21 SMP/sederajat dan 39 pelajar dari 13 SMA/sederajat ikut serta dalam kegiatan ini. Kegiatan dengan tema dampak sampah bagi kesehatan dan lingkungan ini dilaksanakan pada 9 Mei 2023 (untuk pelajar SMP) dan 16 Mei 2023 (untuk pelajar SMA). 

 

Untuk memunculkan kesadaran pada peserta pelatihan terkait salah satu masalah yang ada di sekitarnya, pelatihan dimulai dengan penyampaian materi tentang bagaimana dampak sampah bagi kesehatan dan lingkungan. Lalu peserta pelatihan diajak berkunjung ke lokasi pengumpulan sampah daur ulang di Desa Pangkalan Buton dan  Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang ada di Desa Pampang Harapan, Sukadana, Kayong Utara. 

 

 

Di akhir pelatihan, setiap peserta pelatihan diajak membuat rencana aksi masing-masing untuk mengedukasi teman sebayanya terkait permasalahan sampah, mulai dari komunikasi langsung maupun tidak langsung. Komunikasi langsung itu dengan menyampaikan apa yang sudah diperolehnya di pelatihan kepada teman-teman di sekolah dan di lingkungan tempat tinggalnya. Sementara komunikasi tidak langsung itu dengan bergaya hidup ramah lingkungan seperti membawa tumbler dan bekal makan dari rumah, tidak menggunakan pipet, menghindari makanan dan minuman berkemasan plastik, dan menghindari penggunaan plastik sekali pakai. Ini agar bisa menjadi contoh dan ditiru oleh teman-teman sebayanya.

 

“Ilmu yang saya dapatkan di pelatihan edukasi teman sebaya ini akan saya sampaikan kepada teman-teman di dalam obrolan-obrolan santai. Biar teman-teman saya juga sadar pentingnya menjaga lingkungan sekitar dari sampah,” ujar Vania Prilly (13 Tahun), peserta pelatihan dari SMP Negeri 1 Sukadana.

 

Sementara itu, Dilan Tiyo Pratama (17) dari SMA Negeri 1 Seponti merasa perlu mengambil peran untuk membuat isu-isu lingkungan menjadi pembahasan yang keren dan menarik di antara teman sebayanya. Karena diakuinya, teman-teman sebaya di sekitarnya belum mempunyai kesadaran akan isu lingkungan. “Di tengah banyaknya remaja yang tidak punya kesadaran lingkungan, menjadi remaja yang berbeda dengan peduli lingkungan itu keren. Ayo kita berpartisipasi menjaga lingkungan dan menjadikannya lebih baik,” ucapnya.

 

 

Di awal dan di akhir kegiatan juga dilakukan pre test dan post test untuk mengukur pemahaman dan kesiapan peserta pelatihan untuk menjadi agen-agen penyampai pesan pelestarian lingkungan kepada teman sebayanya. Kegiatan ini juga terlaksana berkat kerjasama dengan stakeholder-stakeholder terkait seperti Dinas Pendidikan Kabupaten Kayong Utara, SMP dan SMA/sederajat se-Kayong Utara, Dinas Perhubungan Kabupaten Kayong Utara, serta orang tua murid.